“Celebrating the Past; Moving Forward in Faith”
Kuantan, Malaysia – September 2019
This Malaysia Gathering was the last Gathering in the nations for this year, before Rosh Hashanah, the Jewish new year – the “home stretch” in the spirit.
In the first session, the Lord called out to us saying, “Malaysia, I need you! Don’t look at yourself. I will prepare you. I just need your ‘Yes’ and I will make the impossible possible!” Together, with one voice and one heart, we gave the Lord our “YES” and responded to the Lord with, “Here we are! We offer You, one Body, so You can come as one Head and You can do all that You desire in Malaysia!”
September 16th was our National Malaysia Day, and we entered this significant day as one Body, with a renewed commitment to not count the cost, but to surrender our all to Him, for the sake of the new era we have entered. One representative from each state in Malaysia had brought a stone from their respective states, and on this historical day, we built an altar of remembrance. It was interesting to later note that with a stone from each of the 13 states and 3 territories, along with the one stone representing the Body of Christ in the nation, we had a total of 17 stones. Once again, the Lord was reminding us of the oneness He longs for in John 17. In fact, the leader who brought the stone representing the churches had painted on it “John 17”!
Malaysia is referred to as a “Rainbow Nation,” because of the different people groups within the country. The tribal believers, along with all the other races in Malaysia, displayed this rainbow beautifully throughout the Gathering – whether it was while declaring “YES!” together, releasing a shout with whole-hearted voices and shofars, laying the stone altar of remembrance, taking communion, dancing in celebratory worship, or singing “Come what may, we will obey!” with surrendered hearts.
The young people played a significant role throughout the entire Gathering – from administration, to worship, to dance, to discernment, to sharing hearts, to serving…! Whatever they did, they did wholeheartedly. As they walked humbly, yet boldly, in the safety of family, they were extremely key to the breakthrough. We are privileged to have three generations walking together – honouring, preferring and releasing one another into their Kingdom positions in this New Era. Only as we walk in greater alignment with the Lord and with each other can we receive the authority to walk in all He is calling us to. So, it is such a joy to walk multi-generationally within the family! This is surely how God intended it to be!
Once the Malaysian family came into alignment, they were able to call the Singaporean and Indonesian families to come and stand with them. The three nations expressed their love and commitment for one another, and vowed to walk together in oneness, as yet another “triangle” – the Southeast Asia Triangle.
Our hearts were touched deeply by the many who came from the nations to stand with us. You brought tremendous strength and encouragement! A huge thanks also to all those who were with us through prayer from your own home front! Above all, we thank God who continues to make the impossible possible!
“Merayakan yang terjadi, dan maju depan dengan iman”
Kuantan, Malaysia – September 2019
Perhimpunan kali ini merupakan Perhimpunan antarabangsa terakhir untuk tahun ini, sebelum Rosh Hashanah – Tahun Baru Yahudi, dan menjadi “larian penghabis” dalam roh.
Dalam sesi pertama, Tuhan telah memanggil Malaysia dan berkata: “Malaysia, saya memerlukan kamu! Jangan pandang pada sendiri. Saya akan menyediakan kamu. Saya hanya memerlukan ‘Ya’ daripada mu, dan saya akan menjadikan yang mustahil!”. Jadi, dengan satu suara dan satu hati, kami telah memberikan respon “YA” kepada Tuhan dan mengatakan “Di sinilah kami! Kami memerikan kepada Mu satu tubuh supaya Engkau dapat datang sebagai Kepala kami dan Engkau boleh melakukan apa yang Engkau inginkan di Malaysia!”
16 September merupakan Hari Malaysia, dan kami menyambut hari ini sebagai satu Tubuh, dengan komitmen baru, memberi seluruh peribadi kami tanpa mengira kos, bagi tujuan era baru ini. Seorang wakil dari setiap negeri di Malaysia telah membawa batu dari tempat asal mereka, dan pada hari yang bersejarah ini kami telah mendirikan sebuah mezbah peringatan. Menariknya adalah, bila kami menghitung batu-batu tersebut kemudian, terdapat sejumlah 17 buah batu, iaitu dengan sebuah batu dari setiap negeri dan Wilayah Persekutuan dan juga sebuah batu yang mewakili Tubuh Kristus di Malaysia. Sekali lagi Tuhan mengingatkan kita bahawa Dia menginginkan kesatuan yang dikatakan di Yohanes 17. Yohanes 17 turut tertulis pada batu yang mewakili gereja!
Oleh kerana Malaysia terdiri dari pelbagai kaum dan suku, kita dipanggil sebagai sebuah “Bangsa Pelangi”. Umat Tuhan dari suku dan kaum yang berlainan telah mempaparkan pelangi ini dengan indah sepanjang Perhimpunan ini, sama ada semasa “YA!” diisytiharkan bersama-sama, sorak-sorai dengan tiupan sangkakala, pendirian mezbah peringatan, jamuan kudus, menari dan menyembah, atau menyanyikan “tidak kira apapun, kami akan taat kepada Yesus!” dengan hati yang berserah.
Orang muda turut memainkan peranan penting dalam Perhimpunan ini – dari pentadbiran, hingga ke penyembahan dan tarian, hingga ke pembedaan dan perkongsian, mereka melayani dalam apapun yang boleh, dan dengan seluruh hati mereka! Mereka berjalan dengan rendah hati dan keberanian, dan di dalam keamanan keluarga, dan menjadi sebahagian yang penting dalam penerobosan kali ini. Kami berbangga mempunyai 3 generasi berjalan bersama-sama, saling menghormati dan mengutamakan, serta mengutus satu sama lain ke dalam posisi masing-masing dalam Kerajaan Tuhan, di Era Baru ini. Hanya bila kita berjalan dalam keselarasan dengan Tuhan baru kita menerima kekuasaan untuk berjalan dalam panggilan kita. Kita bersukacita untuk berjalan di antara generasi, Sebagai satu keluarga! Sudah tentunya ini yang Tuhan inginkan!
Bila keluarga Malaysia telah diselaraskan, barulah keluarga-keluarga Singapura dan Indonesia dipanggil untuk berdiri bersama-sama. Ketiga-tiga negara ini menyatakan kasih dan komitmen untuk satu sama lain, dan berjanji untuk berjalan bersama-sama sebagai satu, dan menjadi Segi Tiga Asia Tenggara.
Hati kami tersentuh oleh bangsa-bangsa yang telah berdiri bersama-sama dengan kami. Anda telah memberi kekuatan dan galakkan yang sungguh besar sekali! Terima kasih juga yang telah berdiri dalam doa bersama-sama dengan kami walaupun tidak dapat hadir. Dan yang paling penting sekali kami berterima kasih kepada Tuhan yang terus menjadikan yang mustahil!